Halo para pembaca Mantabeut, mungkin sebenarnya artikel ini sudah terlambat keluarnya. Karena di saat iPhone 7 sudah keluar, bahkan di saat iPhone 8 sudah ngintip2 di ujung pengkolan, kok baru bikin review iPhone 6S, hehehe.
Tapi saya berkeyakinan review ini belum basi kok. Karena dengan rilisnya iPhone 7, artinya harga iPhone 6S bakal turun. Apalagi sekarang iPhone 6S ini dijual secara resmi oleh Apple di Indonesia. Nah, melalui blog ini saya bermaksud memberikan argumentasi kenapa setelah iPhone 7 rilis, iPhone 6S justru merupakan salah satu pilihan smartphone yang paling baik.
Seperti apa review ini?
Saya menggunakan iPhone 6S sejak 13 bulan yang lalu, dalam rentang waktu tersebut ada banyak pengalaman yang positif namun ada juga beberapa hal yang seharusnya bisa lebih baik. Artikel ini lebih mengutamakan review iPhone 6S dari kacamata pengguna biasa, saya tidak membeberkan pengujian yang sangat scientific dan terkuantifikasi. Karena berdasarkan pengalaman menggunakan smartphone selama ini, kelebihan atau kekurangan spek tidak melulu berbanding lurus dengan real-world experience. Apalah bedanya membuka aplikasi yang lebih cepat sepersekian detik, atau baterai yang berdaya tahan lebih lama 10 menit. Semua itu tidak akan pernah benar-benar kita rasakan kok.
and now.. the iPhone 6S
Menurut pendapat saya, hal-hal utama yang paling penting dari sebuah smartphone adalah OS yang dipakai, layar, performa, kamera, dan baterai.
Untuk OS, membutuhkan satu artikel tersendiri untuk membahasnya. iPhone 6S saat ini sudah didukung oleh Apple dengan iOS versi terbaru, yaitu iOS 10.3. iPhone 6S dapat beroperasi dengan sangat cepat, minim lag, dan didukung hingga lebih dari 2 juta aplikasi. Anda tidak akan bosan deh memainkan iPhone, bahkan hingga melupakan pasangan atau pacar Anda #ehhh
Layar
jika dipadu dengan iOS, layar 4,7 inchi menjadi logis
Pada zaman di mana kamera depan handphone sering dipakai noni-noni muda untuk mengecek make-up, membetulkan rambut, atau mbenerin rambut yang nyempil keluar dari jilbab, layar iPhone 6S yang berukuran 4,7 inchi, sebenarnya terasa kecil. Apalagi jika dibandingkan dengan rival-rivalnya seperti Samsung Galaxy S6 (atau S7) memiliki ukuran lebih dari 5 inchi. Namun jika dipadu dengan iOS, layar 4,7 inchi menjadi logis. Sebab pengoperasian iOS tidak menggunakan tombol2 seperti back, home, ataupun multitasking seperti pada Android. Sebagai gantinya, iOS menggunakan berbagai gesture, 3D Touch, dan satu tombol home. Hal ini membuat pengguna iPhone harus bisa meraih hingga ke sudut-sudut layar handset nya agar iOS dapat dimanfaatkan sepenuhnya.

Hal ini juga yang membuat saya berpikir bahwa iPhone yang ada embel-embel plus nya tidak akan nyaman untuk digunakan jika ukuran tangan kita tidak besar, karena mengoperasikannya harus pakai dua tangan. Kalo lagi di KRL ribet broosis.. kasihan emak-emak di samping kalau tangan saya yang satu lagi tidak dipakai untuk pegangan di atas. Bakalan kedorong-dorong atau kegencet 🙂
Real-world & Performance
Bicara spek prosesor dan RAM, di atas kertas iPhone 6S bisa dibilang di bawah spek flagship dari kubu Android yang dikeluarkan pada waktu yang sama, yaitu Samsung Galaxy S6.
selama lebih dari 1 tahun saya memakai iPhone 6S, frekuensi nge-hang bisa dihitung dengan jari
Namun kalau bicara kecepatan membuka dan berpindah-pindah aplikasi, iPhone 6S nggak mengecewakan. Walaupun sudah dijejali puluhan aplikasi, kecepatannya tidak berkurang. Selain itu, selama lebih dari 1 tahun saya memakai iPhone 6S, frekuensi nge-hang bisa dihitung dengan jari. Ya, seperti itulah hebatnya iOS. Saya yang juga pengguna Android, harus mengakui kalau iOS lebih stabil performanya dibanding Android.

Lalu bagaimana dengan RAM? iPhone 6S yang memiliki 2GB RAM seharusnya inferior dong dibandingkan Galaxy S6 dengan 3GB RAM-nya? Nggak juga tuh, kelebihan 1GB itu sama sekali tidak saya rasakan perbedaannya. Malah seringkali saya amati, iPhone 6S masih lebih cepat membuka kembali aplikasi yang telah dibuka sebelumnya dibanding Galaxy S6. Entah ini dikarenakan Android masih belum optimal sepenuhnya dalam mengelola RAM atau Samsung yang tidak pas memasak software-nya, saya tidak tahu dan rasanya Anda sebagai pengguna juga tidak perlu memikirkannya.
Namun perlu diingat, performa impresif iOS menurut saya baru bisa Anda dapatkan pada seri iPhone 6S ke atas. Sedangkan pada iPhone 6 dan seri-seri sebelumnya, performanya boleh dibilang kurang memuaskan.
Performa baterai
Setiap harinya, saya mencabut charger iPhone 6S dalam keadaan full pada pukul 05.30. Dengan pemakaian normal, rata2 sisa baterai yang tersedia pada pukul 12.00 adalah 66%. Hingga pukul 19.00 biasanya menyisakan daya baterai 15% saja.
Baterai yang disematkan Apple tidak akan dapat membawanya terus hidup hingga esok hari
Jika Anda termasuk orang yang doyan lembur atau hobi keluyuran hingga malam, maka Anda belum bisa lepas dari colokan di tembok dan akan sering gotong2 powerbank ke manapun Anda pergi. Performa baterainya memang tidak istimewa.
Performa kamera dan video
Untuk keperluan medsos kita, kamera iPhone 6S dapat diandalkan dan sudah lebih dari cukup hingga mungkin ketika iPhone 8 keluar
Nah, di sini iPhone 6S bersinar kembali. Jumlah pixel yang disematkan pada modul kamera memang cuma 8MP. Tapi buat saya kualitas foto yang dihasilkan sangat detil karena sensornya mampu menangkap cahaya dengan baik. Foto yang diambil di malam hari tampak cukup detil, masih sangat oke jika hasil foto tersebut kita pakai untuk diunggah ke Facebook, Path, atau Instagram.
Foto-foto hasil jepretan kamera iPhone 6S sudah sangat banyak dishare di Internet, namun biar nggak penasaran, saya unggah foto yang saya ambil sendiri. Silakan menilai kualitas foto hasil kamera iPhone 6S pada gallery di bawah.




Galeri foto hasil iPhone 6S
Sengaja saya unggah hasil foto yang sudah saya resize menjadi lebih kecil. Saya bermaksud melakukan simulasi bagaimana kualitas foto Anda setelah diupload ke berbagai media sosial. Kenapa nggak unggah foto dalam ukuran aslinya saja? Percayalah masbrosis, udah banyak banget di internet, hehehe. Saya berusaha menyuguhkan informasi yang berbeda ;). Hasilnya untuk keperluan medsos dan narsis kita, kamera iPhone 6S dapat diandalkan dan sudah lebih dari cukup hingga mungkin ketika iPhone 8 keluar akhir tahun 2017 nanti.
Bagaimana dengan hasil rekaman video-nya? masih oke lah. ada fitur yang saya jarang saya pakai seperti slow-motion, dan hasilnya juga memuaskan.
Verdict
iPhone 6S adalah smartphone yang fenomenal dari sisi performanya, jauh sekali jika dibandingkan dengan iPhone 6. Smartphone ini masih enak dipakai di tahun 2017 ini, dan nggak bikin minder2 amat disandingkan dengan iPhone 7.
Saya sudah punya iPhone 6S, apakah perlu upgrade ke iPhone 7?
Menurut saya, jawabannya adalah tidak. Perbedaan performa memang ada, tapi tidak sampai membuat iPhone 6S terlihat jadul. Kamera iPhone 7 juga menurut saya perbedaannya nggak signifikan kok. Bahkan performa low-light iPhone 7 dalam beberapa skenario masih kalah bagus daripada flagship dari Android. Maka dari itu, tetaplah pakai iPhone 6S Anda dengan bangga, setidaknya sampai iPhone 8 keluar.
Kalaupun nanti Anda mengurungkan niat membeli iPhone 8 ketika sudah launching karena masalah harga (konon harganya bakal mencapai USD1,000) maka tak usah berkecil hati. iPhone 6S Anda saya prediksi masih akan lancar jaya performanya di iOS 11 nanti.
Apakah Anda setuju dengan pendapat saya di atas? Monggo diisi komen di bawah yaa,, salam mantabs


terimakasih reviewnya
SukaSuka
Wah, seru sekali ya. Jadi pingin pakai iPhone juga, hehe
SukaSuka